National Media Nusantara
Kalimantan Timur

DP3A Kaltim Perkuat Edukasi dan Kanal Pelaporan di Tengah Meningkatnya Kasus Kekerasan

Teks: Kepala DP3A Kaltim Noryani Sorayalita

Samarinda, Natmed.id — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Kalimantan Timur terus memperkuat edukasi dan literasi kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan kekerasan yang angkanya dinilai masih mengkhawatirkan.

Hal ini disampaikan Kepala DP3A Kaltim Noryani Sorayalita yang menegaskan bahwa kasus kekerasan di Kaltim cenderung meningkat dan membutuhkan kerja bersama seluruh elemen masyarakat.

“Upaya pertama kami adalah memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat. Kekerasan di Kaltim memang meningkat dan perlu upaya bersama, baik untuk mencegah maupun menangani kasus yang terjadi,” kata Noryani di Kantor Gubernur Kaltim, Senin 8 Desember 2025.

Noryani menjelaskan bahwa masyarakat kini memiliki berbagai saluran untuk melaporkan kasus kekerasan, seperti BP3A, layanan SAPA 129, serta aplikasi Sistem Informasi Perlindungan Keluarga (SIPK) di tingkat provinsi. Selain itu, pemerintah kabupaten/kota juga memiliki sarana pelaporan masing-masing.

Noryani menegaskan bahwa pencegahan tidak hanya dapat dilakukan oleh DP3A, tetapi harus melibatkan masyarakat secara luas. Pasalnya, kekerasan dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.

“Pelaku kekerasan itu sebagian besar adalah orang yang dikenal. Sebanyak 85 persen pelaku berasal dari lingkungan terdekat. Karena itu, kita harus bersama-sama menjaga keluarga dan lingkungan. Bukan menjadi paranoid, tetapi meningkatkan pengawasan,” jelasnya.

Menurut Noryani, tantangan terbesar dalam penanganan kekerasan saat ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat. Banyak kasus justru terjadi di lingkungan terdekat, termasuk dunia pendidikan. Meskipun hanya 6,2 persen kasus terjadi di sekolah, kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan.

“Kasus di dunia pendidikan bisa jadi merupakan dampak dari masalah rumah tangga. Selain kekerasan fisik, kekerasan psikis dan perundungan juga menjadi perhatian serius. Kita ketahui ada kasus bullying yang berujung hilangnya nyawa,” katanya.

Lebih lanjut, Noryani menyampaikkan Kemajuan teknologi juga memunculkan bentuk-bentuk kekerasan baru, termasuk perundungan digital. DP3A pun terus melakukan sosialisasi mengenai dampak negatif dunia digital kepada pelajar.

“Kami tidak bisa menjangkau semua sekolah, tetapi melalui media, informasi mengenai bentuk kekerasan dan cara mencegahnya dapat lebih luas diterima masyarakat,” tambahnya.

Noryani juga menyoroti tantangan lain, yakni rendahnya keberanian masyarakat untuk melaporkan kasus. Namun kesadaran masyarakat saat ini mulai meningkat.

Kenaikan angka laporan ini disebabkan dua hal, yaitu meningkatnya kesadaran masyarakat untuk speak up dan semakin mudahnya proses pelaporan kasus ini. Masyarakat kini percaya bahwa laporan akan ditindaklanjuti

Related posts

Iduladha, Jokowi Pesan 27 Hewan Kurban untuk IKN dan Samarinda

Aminah

Anggaran KONI Kaltim Anjlok Drastis, Rasman Rading Minta Pengiriman Atlet Lebih Selektif

Rhido

Bertemu Kepala Otorita, Isran Sebut Duet Pemimpin IKN Lebih Dari Pantes

Febiana