National Media Nusantara
Pasuruan

Rempah Disulap Jadi Dekorasi, DWP Dispendikbud Pasuruan Gaungkan Pelestarian Bumbu Nusantara

Pasuruan, Natmed.id – Ragam rempah khas Nusantara disulap menjadi dekorasi cantik dalam Lomba Kreativitas Merangkai Rempah yang digelar Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unit Pelaksana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan di GOR Sasana Krida Anoraga, Raci, Rabu 19 November 2025.

Sebanyak 90 tim bersaing menata rempah menjadi karya visual yang menarik. Setiap kelompok membawa bahan berbeda sesuai tema yang telah ditetapkan panitia, sehingga hasil karya yang dipamerkan tampak beragam.

Ketua DWP UP Dispendikbud Kabupaten Pasuruan Maria Ulfa menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk menghidupkan kembali kecintaan masyarakat pada rempah-rempah Nusantara. Ia menegaskan, rempah bukan hanya bahan masakan, tetapi juga kekayaan budaya yang perlu dijaga.

“Negeri kita ini sangat kaya rempah. Semua itu bagian dari identitas kuliner tradisional yang harus kita lestarikan,” ujar Ulfa.

Dijelaskan Ulfa, lomba kreatif merangkai rempah merupakan kegiatan perdana yang digelar pihaknya. Namun antusiasme peserta disebutnya melebihi perkiraan. Setiap tim diwajibkan merangkai rempah sesuai satu jenis masakan tertentu agar tetap konsisten.

“Misalnya ada tim yang memilih bumbu rawon. Maka semua bahan harus rempah rawon, tidak boleh campur bumbu masakan lain. Kalau tidak sesuai, otomatis kami coret dari penilaian,” tegasnya.

Ketua DWP Kabupaten Pasuruan Temi Sasongko yang meninjau langsung karya peserta, mengapresiasi kreativitas para ibu-ibu. Menurutnya, keterampilan tersebut tidak hanya untuk perlombaan, tetapi berpotensi berkembang menjadi usaha rumahan.

“Hasilnya bagus-bagus. Sayang kalau setelah lomba tidak diteruskan. Kalau diasah serius, bisa saja jadi sumber penghasilan,” kata Temi memberi dorongan.

Di sisi lain, Tim Juri yang diwakili Tri Suharso menekankan bahwa penilaian difokuskan pada empat aspek utama, mulai kreativitas, estetika tampilan, kekompakan tim, hingga kecermatan memilih bahan yang benar-benar berupa rempah.

Menurut Tri, kreativitas menjadi komponen dengan nilai tertinggi. Peserta dituntut mampu menyusun rempah tanpa menggunakan bahan tambahan seperti bunga, kayu hias, maupun ornamen non-rempah lainnya.

“Yang dinilai itu harus betul-betul rempah. Karya harus indah, timnya kompak, dan komposisi bahannya tepat,” tuturnya menambahkan.

Dengan beragam karya yang tampil, kegiatan tersebut tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga ruang edukasi mengenai kekayaan rempah Nusantara yang masih terus dijaga oleh masyarakat Pasuruan melalui cara yang kreatif.

Related posts

Diskominfotik Kota Pasuruan Ajak Warga Tolak Judi Online

Sahal

Hari Kesaktian Pancasila di Pasuruan, Ketua DPRD Toyib Ingatkan Pentingnya Nilai Persatuan

Sahal

Pemkab Pasuruan Apresiasi Atlet Berprestasi, Kucurkan Bonus Rp3,59 Miliar

Sahal