National Media Nusantara
Internasional

Mengintip Mother of All Gardens di Putrajaya

Teks: Paviliun Maroko di tengah Taman Botani Putrajaya

Putrajaya, Natmed.id – Udara segar langsung menyapa ketika roda sepeda berputar di jalur hijau Taman Botani Putrajaya. Pagi itu, saya bersama Ira dan Adi memutuskan kembali ke kota administratif Malaysia ini, bukan lagi untuk melihat Masjid Pink, melainkan menikmati hamparan hijau yang sering disebut “ibu dari segala taman.”

Teks: Ira saat bersepeda dengan suasana asri Taman Botani Putrajaya, tempat rekreasi sekaligus konservasi di jantung Putrajaya

Dengan luas 92 hektare, Taman Botani adalah taman buatan terbesar di Negeri Jiran. Tidak kurang dari 750 spesies tumbuhan dari berbagai benua dikumpulkan di sini, menjadikannya “mother of all gardens.” Dari seluruh lahan Putrajaya, 38 persen memang dikhususkan untuk ruang terbuka hijau. Tidak heran, suasana asri dan teduh langsung terasa begitu kaki melangkah ke dalam taman.

Kami memulai petualangan dengan menyewa sepeda, cukup membayar 10 ringgit untuk 30 menit. Jalur sepeda yang lebar dan rapi membawa kami melewati pohon-pohon tropis, bukit sawit, hingga deretan bunga-bunga.

Mengayuh di antara udara segar dan kicau burung memberi sensasi rileks, jauh dari kesibukan kota. Sesekali, kami berhenti hanya untuk mengambil foto atau sekadar menikmati panorama hijau yang luas mata memandang.

Teks: Aminah dan Ira saat berkeliling danau dengan taksi boot di Taman Botani Putrajaya

Tidak puas hanya dengan bersepeda, kami mencoba cara lain menjelajah taman naik taksi boot. Dengan tarif 7 ringgit per orang, kapal ini mengantar kami berkeliling danau buatan. Dari atas air, pemandangan terasa berbeda pantulan pepohonan di permukaan danau, jembatan lengkung yang cantik, serta taman tematik yang tampak lebih megah dari kejauhan. Perjalanan singkat itu terasa menenangkan, seakan memberikan perspektif baru tentang betapa luas dan teraturnya kawasan ini.

Selain jalur sepeda dan danau, Taman Botani juga dibagi ke dalam tiga kawasan utama Taman Hiasan, Taman Etno-Botani, dan Taman Penyelidikan. Di Taman Hiasan, pengunjung bisa menemukan 13 tema berbeda, mulai dari taman pakis hingga bukit sawit. Sedangkan Taman Etno-Botani menampilkan hubungan erat manusia dengan tumbuhan baik sebagai obat, bahan makanan, maupun bagian dari budaya.

Salah satu daya tarik unik yang kami temui adalah Moroccan Pavilion Islamic Garden. Paviliun bergaya Maroko dengan ukiran khas Maghribi ini seperti potongan kecil Afrika Utara yang dipindahkan ke Putrajaya. Tidak heran, tempat ini menjadi spot foto favorit para wisatawan.

Meski taman menyediakan kafe, pengunjung disarankan membawa bekal sendiri agar tetap terhidrasi. Tabir surya, topi, dan kacamata hitam juga penting karena beberapa area cukup terpapar sinar matahari. Dan tentu, menjaga kebersihan taman adalah bagian dari pengalaman berkunjung.

Bagi kami bertiga, kombinasi bersepeda dan naik taksi boot menjadikan kunjungan ke Taman Botani Putrajaya lebih dari sekadar rekreasi singkat. Ia adalah perpaduan antara edukasi, konservasi, dan hiburan. Dari pedal yang mengayuh di jalur hijau, hingga kapal yang meluncur tenang di atas danau, semuanya meninggalkan kenangan yang sulit dilupakan.

Related posts

John Kerry Ingatkan Indonesia Akibat Transisi Energi

natmed

Tapaki 272 Tangga Batu Caves, Lelah Terbayar Pemandangan Kuala Lumpur

Aminah

Dubes Nana Prioritaskan 4P, JMSI Diajak Perkuat Hubungan Indonesia-Kuba

Nediawati