National Media Nusantara
Kutai Kartanegara

PHSS Inisiasi Barotech, Produksi KUBE Balanipa di Muara Badak Lebih Cepat dan Meningkat

Kukar, Natmed.id – Pengolahan limbah tali bekas kapal menjadi bahan baku pembuatan rumpon semakin masif dikembangkan PT Pertamina Hulu Sangasanga (PHSS).

Pengembangan tersebut merupakan bagian dari komitmen PHSS dalam mendukung pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan melalui Balanipa, yakni program Corporate Social Responsibility (CSR) unggulannya.

Program ini menjadi solusi inovatif dalam memanfaatkan limbah tali bekas kapal yang banyak ditemukan di perairan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Pengembangannya dari sisi teknologi yang digunakan dan dikenal sebagai Balanipa Rope Technology (Barotech). Alat itu berfungsi memintal ulang tali kapal bekas sehingga lebih efisien dan produktif.

Balanipa Rope Technology berhasil mengurangi waktu produksi tali dari 30 menit menjadi hanya 10 menit per roll.

Dengan demikian, kelompok usaha yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Balanipa mampu memproduksi hingga 25 roll tali per hari. Jumlah itu meningkat drastis dibandingkan produksi dibandingkan sebelumnya yang hanya 6 roll per hari.

Selain meningkatkan efisiensi, kualitas tali yang dihasilkan juga lebih baik dan kuat. Minat para nelayan di sekitar perairan pun kian terhadap produk ini.

Head of Communication Relations & CID Zona 9 PHSS Elis Fauziyah menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk dukungan PHSS terhadap penerapan ekonomi sirkular oleh usaha kecil dan menengah (UMKM).

“Program ini bukan hanya memberikan dampak lingkungan, tetapi juga ekonomi. UMKM yang terlibat dalam program ini mampu menghasilkan omzet hingga Rp217.500.000 per bulan dengan penjualan tali rumpon yang sangat diminati. Selain itu, program ini memberdayakan warga sekitar, terutama kaum perempuan,” ujar Elis.

Tak hanya memberikan manfaat ekonomi, program Balanipa juga berangkat dari kondisi perairan Muara Badak yang berbatasan dengan Selat Makassar, lokasi strategis lalu lintas kapal besar. Setiap tahun, diperkirakan ada sekitar 180 ton limbah tali bekas kapal yang mencemari perairan ini.

Melihat kondisi tersebut, PHSS merespons dengan menjadikan limbah tali kapal sebagai bahan baku utama produksi tali rumpon yang digunakan oleh nelayan.

Tali rumpon ini terbuat dari kombinasi bahan seperti nylon dan sutera, yang menghasilkan tali lebih kuat dan lebih murah dibandingkan produk serupa di pasaran.

Program ini dimulai sejak tahun 2020 dengan tujuan memberdayakan masyarakat. Khususnya kelompok rentan yang didominasi oleh perempuan di Desa Badak Baru, Kecamatan Muara Badak.

Inisiatif ini juga berkontribusi pada penurunan angka kemiskinan dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi 53 perempuan yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan.

Melalui pelatihan dan teknologi Barotech, anggota kelompok diberi kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan kualitas hidup mereka.

Manager PHSS Field Widhiarto Imam Subarkah menjelaskan pentingnya menjaga kualitas dan keamanan produk, terutama bagi kelompok yang baru belajar.

“Kualitas dan keamanan menjadi prioritas utama kami. Oleh karena itu, kami memberikan pelatihan secara langsung kepada kelompok dalam memanfaatkan teknologi Barotech serta memastikan standar produk yang mereka hasilkan,” katanya.

Tak hanya berhenti di situ, program ini juga mendapat dukungan dari Sahabuddin, seorang tokoh lokal yang turut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan dari limbah laut.

“Kami berkomitmen agar limbah tali ini tidak lagi mencemari laut. Program ini bahkan sudah kami replikasi di Sulawesi Barat,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kutai Kartanegara, Arianto juga memberikan apresiasi atas inisiatif PHSS dalam menjalankan program ini.

“Program Balanipa adalah inisiatif yang pertama kali dilakukan di Kutai Kartanegara dan sangat membantu dalam pengentasan kemiskinan di wilayah ini. Kami berharap, dengan kolaborasi antara masyarakat, UMKM, PHSS dan pemerintah, program ini terus memberikan manfaat yang berkelanjutan,” pungkasnya.

Related posts

Masyarakat Desa Rapak Lambur Antusias Menyambut Proyek Pembangunan Masjid

Intan

Pemilik Rumah Bersama Warga Berusaha Padamkan Api

natmed

Perbaikan Jalan Sanga Sanga-Dondang Tanggung Jawab CV Prima Madiri

Intan

Leave a Comment