Samarinda,Natmed.id – Wali Kota Samarinda Andi Harun menekankan pentingnya pengolahan produk kelautan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
Hal itu disampaikannya dalam Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan (FP2TPK) Indonesia yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Perikanan Universitas Mulawarman, Senin (26/2/2024).
Ia menyatakan bahwa sumber daya laut tidak hanya sebagai barang dagangan, namun juga menjadi modal pembangunan. “Dalam konteks ini, hilirisasi produk laut akan memberikan dampak besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, dengan hilirisasi sumber daya yang ada akan menjadikan sektor kelautan sebagai masa depan Indonesia. Apalagi, sebagian besar perdagangan dunia melalui jalur maritim, seperti Selat Malaka yang menjadi jalur vital bagi perdagangan internasional.
“Dengan memiliki wilayah kelautan yang luas dan strategis, Indonesia memiliki potensi ekonomi mencapai Rp2500 triliun dengan sekitar 100 ribu vessel (sebuah mode transportasi untuk mengirim barang melalui laut) yang melintasi wilayah kelautan kita,” jelas Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) ini.
Meski demikian, Andi Harun mengindikasikan bahwa Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan potensi Kelautan. Terutama dalam aspek diplomasi dan kebijakan hukum internasional.
Maka, ia menyarankan tentang pentingnya upaya memperkuat posisi Indonesia sebagai negara kepulauan melalui perencanaan pembangunan nasional yang berbasis laut.
“Dengan merumuskan strategi ini, Indonesia dapat menjadi negara maju bahkan menjadi negara super power,” tambahnya.
Andi Harun berharap melalui FP2TPK Indonesia, sektor kelautan dan perikanan di Indonesia, khususnya Kalimantan Timur dapat diperkuat. Dengan demikian dapat meningkatkan potensi tersembunyi yang menjanjikan masa depan Indonesia.