National Media Nusantara
Diskominfo Kaltim

Pertamina Diuji, Shell Dinanti dan Kaltim Butuh BBM Berkualitas

Teks: Rudy Mas'ud

Samarinda, Natmed.id – General Manager (GM) Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan akan dipanggil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud.

Pemanggilan ini bertujuan meminta klarifikasi terkait kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang saat ini beredar dan digunakan oleh masyarakat di wilayah Kaltim.

Rudy menegaskan bahwa prosedur operasional standar (SOP) yang digunakan Pertamina sebenarnya sudah sesuai.

Namun, ia menekankan bahwa persoalan utama yang akan ditanyakan adalah soal kualitas BBM, bukan hanya sekadar kepatuhan terhadap SOP.

“SOP-nya saya rasa sudah sesuai, tapi yang kita ingin dipastikan sekarang adalah kualitas. Ini yang sedang menjadi perhatian masyarakat,” jelas Rudy usai apel pagi, di Lantai 1 Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Selasa, 8 April 2025.

Rudy juga menyebutkan akan meminta hasil laboratorium dari bahan bakar yang saat ini tersedia di pasaran. Tujuannya agar dapat diketahui secara ilmiah dan objektif mengenai kandungannya.

Ia menambahkan bahwa dari laporan dan masukan yang diterimanya, masyarakat sebenarnya lebih membutuhkan BBM jenis Pertamax dibandingkan Pertalite.

“Nanti saya akan tanyakan langsung ke Pak GM (Pertamina MOR VI Kalimantan), termasuk hasil laboratoriumnya. Kalau memang yang dibutuhkan adalah Pertamax, kita akan minta kejelasan soal itu,” tuturnya.

Terkait transparansi informasi kepada publik, Rudy memastikan bahwa hasil dari pertemuan tersebut akan diumumkan secara terbuka.

“Pasti akan diumumkan ke publik. Kita ini transparan, akuntabel, dan semua langkah harus bisa diukur,” tegasnya.

Menanggapi aspirasi masyarakat yang menginginkan kehadiran Shell di Kaltim, Rudy menjelaskan bahwa sejak 2007 Pertamina tidak lagi memonopoli distribusi BBM.

Artinya, secara aturan, pihak swasta memiliki peluang masuk, asalkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

“Sebenarnya kalau sekarang baru bicara soal masuknya Shell, itu agak terlambat. Sudah lama seharusnya bisa. Di provinsi lain mereka sudah beroperasi. Di Kaltim pun sudah ada SPBU swasta, meskipun sayangnya masih banyak yang terbengkalai,” tambah Rudy.

Untuk itu ditegaskan Rudy, sangat memungkinkan bagi pihak swasta seperti Shell untuk masuk dan beroperasi di Kaltim, asalkan memenuhi regulasi dan kesiapan infrastruktur.

Shell merupakan salah satu produsen bahan bakar di Indonesia, berbagai jenis bensin pun ditawarkan. Mulai dari Shell Super, Shell V-Power, V-Power Nitro+, V-Power Diesel, hingga Diesel Extra.

Di berbagai platform media sosial, masyarakat Kaltim tengah ramai memperbincangkan potensi masuknya Shell sebagai penyedia BBM alternatif. Sorotan terhadap kualitas BBM Pertamina menjadi pemicu utama diskusi ini.

Related posts

Rudy Mas’ud Ajak SKK Migas Maksimalkan Potensi Energi Kaltim

Arum

Sekda Dorong Pemuda Kaltim Terus Asah Skill

Laras

Akmal Malik Budayakan Menanam, Langkah Kecil untuk Hasil Besar di Masa Depan

Aras Febri

You cannot copy content of this page