Samarinda, Natmed.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, Kalimantan Timur kembali menegaskan komitmennya untuk fokus menangani persoalan kemiskinan dan stunting di wilayahnya.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Samarinda Marnabas Patiroy menyatakan bahwa penanganan permasalahan sosial tidak boleh lagi bersifat generalis atau sekadar laporan administratif.
“Kita tidak ingin hanya menjelaskan masalah secara umum. Harus masuk lebih dalam, mengupas sampai ke akar-akarnya,“ katanya di Arutala Ballroom Lantai 4 Gedung B Bapperida Kota Samarinda, Kamis, 10 April 2025.
“Misal, bicara soal kemiskinan. Kita harus tahu secara detail bagaimana kondisi tempat tinggal mereka, sanitasi, akses air bersih, dan sebagainya,” lanjut Marnabas.
Ia mengungkapkan, salah satu data penting yang menjadi perhatian adalah masih adanya ratusan rumah tangga yang belum mendapatkan akses air bersih.
“Ada sekitar 259 rumah tangga yang belum teraliri air bersih. Saya sudah minta datanya, dan nanti akan kami bantu sambungkan secara gratis,” ujarnya.
Marnabas juga menyoroti bagaimana penanganan stunting harus dilakukan secara lintas sektor, tidak hanya oleh Dinas Kesehatan.
“Posyandu ikut terlibat, Dinas Sosial juga punya peran. Bahkan, kami juga menggandeng KUA untuk memberikan edukasi kepada pasangan calon pengantin sebelum menikah. Semua harus jalan beriringan,” jelasnya.
Ia mencontohkan pendekatan komprehensif yang dulu diterapkannya selama menjabat Kepala BKKBN.
“Kita pakai sistem gotong royong. Dulu ada istilahnya ‘ngeroyok Pabung KB’, semua OPD terlibat dalam satu aksi bersama. Konsep ini yang ingin kami terapkan lagi. Supaya tidak ada yang tertinggal, dan semua bekerja dalam satu irama,” tuturnya.
Selain itu, penataan sanitasi dan lingkungan juga menjadi perhatian. Ia menyebut masih ada masyarakat, termasuk di kawasan perkotaan, yang belum memiliki akses sanitasi layak.
Data ini sedang dikumpulkan dan akan menjadi salah satu prioritas dalam rencana koordinasi besar yang dijadwalkan berlangsung pada Senin mendatang.
“Nanti kita rapatkan semua. Kami bahas dari hulu sampai hilir. Siapa berbuat apa, harus jelas. Jangan sampai ada program tumpang tindih atau bahkan tidak menyentuh sasaran,” tegasnya.
Marnabas berharap sinergi dan koordinasi antarlembaga ini dapat menjadi kunci untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan dan stunting secara nyata di Kota Samarinda.