Balikpapan,Natmed.id – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor dengan senang dan bahagia, menerima kunjungan delegasi senator dari Amerika Serikat,dipimpin Senator Jeff Merkley (Oregon) didampingi Senator Chris Van Hollen (Maryland).
Isran saat menerina Senator dan Delegasi Amerika Serikat serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Hotel Fourpoints Balikpapan, Rabu (12/4/2023), mengatakan, .kedatangan delegasi Amerika Serikat, bermaksud mengunjungi tempat pelestarian orang utan yang dikelola oleh Borneo Orangutan Survival (BOS). Serta Persemaian Mentawir dan Titik Nol IKN di Sepaku.
“Silakan nikmati kunjungannya besok. Mereka, pasti akan senang melihat kondisi perjalanan ke BOS sampai ke IKN,”tutur Isran kepada para tamu dari negara Paman Sam tersebut.
Kedatangan delegasi Amerika Serikat ke Kaltim dipimpin oleh Senator Jeff Merkley (Oregon) didampingi Senator Chris Van Hollen (Maryland) dan perwakilan dari beberapa negara bagian di Amerika Serikat dalam rangkaian kunjungan ke BOS di Samboja, Kutai Kartanegara dan lokasi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) seperti di Titik Nol IKN dan Persemaian Mentawir di Sepaku, Penajam Paser Utara.
Isran menjelaskan, pembangunan IKN sudah memilki komitmen tidak akan merusak lingkungan karena areal yang digunakan adalah lahan hutan produksi, bukan hutan alam.
“Kota yang akan dibangun berada di tengah-tengah hutan. Sudah disiapkan persemaian untuk mengembalikan populasi tanaman endemik di Kalimantan bahkan seluruh Indonesia di kawasan IKN,” terangnya.
“Percaya senator Amerika kita tidak akan merusak lingkungan? Jangan khawatir pembangunan ibu kota akan merusak lingkungan, tidak, saya jaminannya. Jika nantinya merusak lingkungan akan saya stop pembangunannya,” sambungnya.
Isran optimis, pembangunan IKN tidak akan merusak lingkungan mengingat Kaltim terdepan dalam menjaga lingkungan dimana Kaltim menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang berhasil dalam penurunan emisi buang.
“Kita sudah mendapatkan nilai sebesar 30 juta CO2 equivalent dan mendapatkan kompensasi dari World Bank sebesar USD 110 juta dengan rincian USD 5 per ton dan kami akan menurunkan terus sampai 40 juta CO2 equivalent. Amerika Serikat juga berjanji akan memberikan kompensasi kepada Kaltim atas upaya kami menjaga kelestarian hutan dan lingkungan. Kami tunggu itu,” sebutnya.