National Media Nusantara
Pendidikan

Fasilitas Belajar Sekolah Rakyat di Kaltim Masih Jauh dari Ideal

Teks: Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi di SMAN 16 Samarinda, Rabiatul Adawiyah

Samarinda, Natmed.id – Fasilitas belajar di Sekolah Rakyat Terintegrasi di SMAN 16 Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) masih jauh dari ideal. Gedung yang digunakan saat ini merupakan asrama, sehingga banyak sarana penunjang pembelajaran yang belum tersedia.

Teks: Kondisi kelas di Sekolah Rakyat Terintegrasi SMAN 16 Samarinda

Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi di SMAN 16 Samarinda Rabiatul Adawiyah mengatakan gedung yang digunakan saat ini merupakan gedung yang diperuntukkan bagi asrama sehingga kurang sesuai untuk dijadikan kelas. Meski cukup untuk menampung siswa, fasilitas penunjang kegiatan belajar juga masih sangat minim.

“Perpustakaan belum ada, LCD dan sound system belum tersedia, bahkan spidol pun masih kekurangan. Musala sementara menggunakan ruang makan, itu pun belum ada ambal dan penyekatnya. Untuk olahraga, bola pun tidak ada,” ucapnya.

Meski dalam kondisi terbatas, pihak sekolah berupaya membentuk karakter dan motivasi belajar para siswa. Sebagian anak yang direkrut merupakan siswa putus sekolah dua hingga tiga tahun, bahkan ada yang sempat bekerja. Tidak sedikit anak usia SD yang baru kembali bersekolah di usia 9–10 tahun.

“Motivasi belajar ini yang paling penting. Ada anak SD yang baru masuk lagi setelah lama berhenti. Ada juga yang masih sulit beradaptasi, bahkan minta pulang. Karena itu, masa MPLS kami fokuskan agar anak-anak merasa nyaman terlebih dahulu,” jelas Rabiatul.

Untuk menunjang pendidikan karakter, sekolah bekerja sama dengan berbagai pihak. TNI dilibatkan melatih kedisiplinan dan baris-berbaris, PMI memberikan pembekalan kesehatan dan P3K, sementara Dinas Perkebunan dijadwalkan mengajarkan keterampilan berkebun serta memelihara ikan.

Di sisi lain, kebutuhan dasar sekolah masih dipenuhi secara darurat. Air bersih kerap macet sehingga siswa terpaksa menumpang mandi di sekolah sekitar. Dapur sekolah belum berfungsi optimal, sehingga untuk sementara kebutuhan makan siswa ditangani katering dengan biaya Rp15 ribu per porsi untuk SMA, Rp13 ribu per porsi untuk SD, ditambah Rp7.500 untuk snack.

Setiap siswa mendapat jatah makan tiga kali sehari dan dua kali snack. Mereka juga dilarang membeli jajanan di luar lingkungan sekolah.

Saat ini, Sekolah Rakyat menampung 46 siswa, terdiri dari 25 siswa SMA dan 21 siswa SD. Mereka berasal dari berbagai daerah, termasuk Berau, Balikpapan, Paser, hingga Kutai Timur. Salah satu siswi, Selia, mengaku senang bisa kembali bersekolah.

“Kami dari Berau menempuh perjalanan 16 jam bersama Dinas Sosial. Sudah empat hari di sini, tapi rasanya betah karena bisa bertemu teman-teman dari berbagai daerah dan bisa melanjutkan pendidikan yang pantas,” ungkapnya.

Sekolah Rakyat saat ini ditopang 14 guru untuk SD dan SMA, namun masih membutuhkan tambahan tenaga pengajar, wali asrama, hingga staf penunjang. Rabiatul berharap pemerintah segera memperhatikan kebutuhan mendasar sekolah agar kegiatan belajar mengajar bisa berjalan lebih optimal.

“Apa pun yang ada kami manfaatkan, tapi memang banyak PR yang harus segera dipenuhi,” tegasnya.

Related posts

SMAN 17 Samarinda Gelar Pelepasan Siswa Kelas XII Secara Virtual

natmed

Siswa-siswi SMP Negeri 1 Samarinda Antusias Sambut PTM

Febiana

Ardiansyah Dukung Penyiapan SDM Unggul Untuk IKN

Nediawati