
Samarinda, natmed.id – Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, H Baba, menekankan pentingnya keseimbangan antara pendidikan formal dan pengembangan karier di dunia digital, khususnya bagi generasi muda yang kini banyak beralih menekuni profesi sebagai influencer atau konten kreator.
Fenomena tersebut, menurutnya, merupakan gejala sosial yang tak bisa dipandang sebelah mata, mengingat daya tarik dunia digital yang kian besar serta potensi ekonomi yang ditawarkannya.
Baba menyampaikan pandangannya terhadap tren anak muda yang mulai meninggalkan jalur konvensional dalam meraih masa depan.
Ia menyambut baik semangat kreatif generasi muda yang mampu membaca peluang di era digital, namun mengingatkan agar mereka tidak menanggalkan pendidikan sebagai pondasi utama kehidupan.
“Pendidikan tetap harus menjadi prioritas. Bisa dijalani bersamaan, kuliah sambil terus mengembangkan karier di dunia digital,” ujar Baba pada Senin, 28 Juli 2025
Menurut PDI Perjuangan itu, profesi influencer memang membuka banyak kemungkinan, mulai dari pendapatan yang kompetitif hingga fleksibilitas waktu kerja.
Namun, ia menyayangkan apabila pilihan itu justru membuat sebagian generasi muda abai terhadap pendidikan formal. Ia menegaskan, tanpa dasar pengetahuan yang kuat, peluang yang datang bisa sulit dikelola dengan bijak.
Lebih jauh, Baba menilai bahwa popularitas di media sosial bersifat sementara dan sangat bergantung pada algoritma maupun tren sesaat.
Sedangkan pendidikan memiliki karakter yang lebih stabil dan mampu menjadi pijakan untuk menyusun strategi masa depan yang lebih berkelanjutan.
“Ilmu pengetahuan tetap menjadi bekal penting yang tidak boleh diabaikan dalam menghadapi tantangan ke depan,” katanya.
Ia juga menyampaikan keprihatinannya terhadap potensi disrupsi sosial apabila profesi konten kreator dijadikan satu-satunya pilihan karier oleh anak-anak muda, tanpa kesiapan mental dan etika.
Baba berpendapat bahwa peran keluarga dan institusi pendidikan menjadi sangat krusial dalam proses pembentukan karakter dan penanaman nilai tanggung jawab pada generasi digital saat ini.
Tak hanya itu, Baba turut mendorong agar pemerintah daerah mengambil peran aktif dalam menyusun kebijakan dan program pendampingan.
Langkah tersebut dinilai penting agar para remaja dan pemuda di Kalimantan Timur tetap berada pada jalur produktif, tanpa mengorbankan aspek pendidikan dalam perjalanan mereka mengejar peluang ekonomi.
“Orang tua, sekolah, dan pemerintah harus bersinergi dalam memberikan pendampingan kepada generasi muda, agar mereka mampu menyeimbangkan antara mengejar peluang ekonomi dan menuntut ilmu,” tutupnya.