Kukar, Natmed.id – Proyek pembangunan Bendungan Marangkayu di Desa Sebuntal, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) masih menyisakan masalah.
Sejumlah warga dari beberapa desa mengaku belum menerima kompensasi atas lahan mereka yang terdampak pembangunan infrastruktur tersebut.
Permasalahan itu diketahui langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik saat meninjau proyek pembangunan Bendungan Marang Kayu, Selasa, 11 Februari 2025.
“Kami sudah melihat penyelesaian Bendungan Marangkayu. Kami juga disambut masyarakat yang menyampaikan aspirasi. Masalah ganti rugi pembebasan lahan mereka,” katanya.
Menanggapi aspirasi warga, Akmal berjanji akan membantu memfasilitasi persoalan ini. Ia menilai, harus ada solusi bagi tuntutan warga lokal tanpa menghalangi proses penyelesaian pembangunan Bendungan Marangkayu.
Infrastruktur ini diproyeksikan dapat menyediakan pasokan air baku untuk irigasi sawah seluas 1.500 hektare.
Nantinya, bendungan ini juga memiliki kapasitas suplai air baku sebesar 450 liter per detik serta potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) dengan kapasitas 135 kWh. “Jangan sampai ada yang dirugikan,” ujar Akmal.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Kementerian Pekerjaan Umum Yosiandi Radi mengakui masih ada lahan milik warga yang belum dibebaskan untuk proyek Bendungan Marangkayu.
Ia menjelaskan, kebutuhan lahan secara keseluruhan untuk pembangunan infrastruktur tersebut mencapai 653.09 hektare atau 1.224 bidang.
“Sudah dibebaskan sekitar 47 persen, terdiri tanah masyarakat 196,15 hektare (351 bidang), tanah PTPN 114,8 hektare (112 bidang) dan tanah KSP 0,1 hektare (1 bidang),” sebutnya.
Sedangkan tanah yang belum bebas sekitar 53 persen, terdiri tanah masyarakat 109,94 hektare (243 bidang), tanah PTPN 87,2 hektare (249 bidang), tanah KSP 81,9 hektare (133 bidang) dan tanah PHSS 61 hektare (129 bidang).
“Bendungan ini memanfaatkan air dari Sungai Marangkayu dan Sungai Prangat akan menyuplai kebutuhan irigasi Marangkayu, mendukung ketahanan pangan, ketahanan air, pariwisata dan memproduksi air baku 450 liter per detik,” jelas Yosiandi.
Ia menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan penyempurnaan pembangunan Bendungan Marangkayu yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Penyempurnaan ini untuk menambah jumlah tampungan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan.
Selain sebagai penyedia air irigasi untuk sawah seluas 1.500 hektare, bendungan ini juga memiliki kapasitas suplai air baku sebesar 450 liter per detik serta potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) dengan kapasitas 135 kWh.