National Media Nusantara
DPRD BontangPolitik

Agus Haris : Ospek Mahasiswa Baru, Sudah Bukan Zamannya

Agus Haris

Penulis: Emmi – Editor: Redaksi

Bontang, Natmed.id – Orientasi studi dan pengenalan kampus atau ospek kerap menimbulkan ketakutan mahasiswa baru. Sebab ospek di kebanyakan kampus lebih cenderung berorientasi fisik dan tidak jarang justru melahirkan dendam.

Menyikapi hal tersebut Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris meminta agar kegiatan ospek yang cenderung ke tindakan fisik ditiadakan.

“Saya pikir orientasi masa penerimaan ini tidak perlu seperti dulu lagi. Apalagi kalau ada orientasi secara fisik,” katanya saat disambangi di ruang kerjanya lantai l Gedung Sekretariat DPRD Bontang Jalan Moh. Roem, Bontang Lestari, Kota Bontang, Senin, (28/9/2020).

Menurutnya, mahasiswa merupakan agen pembaharuan dalam pendidikan, dimana yang perlu diberikan adalah ilmu pengetahuan.

“Jadi yang perlu banyak diisi oleh mereka adalah tentu ilmu pengetahuan yang banyak, berbagai disiplin ilmu. Itu yang mungkin perlu diberikan,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sepuluh tahun ke depan dunia makin berkembang dengan modern, untuk itu kebiasaan lama berorientasi pada sasaran fisik harus ditinggalkan.

“Lebih bagus kita lakukan pembinaan mental yang kokoh dan kuat untuk membangun bangsa,” harapnya.

Kata dia, mahasiswa adalah masa depan dan harapan bangsa, sehingga yang perlu dikembangkan pembinaan mental, agama, dan paling pokok ilmu pengetahuan.

“Stop itu praktik-praktik yang mengandalkan fisik. Saya pikir itu tidak boleh lagi. Ini era globalisasi, harus. Kita berikan yang terbaik,” terang Agus Haris.

Politikus Partai Gerindra justru mengingatkan yang paling penting dilakukan adalah berkompetisi dalam tantangan dunia, agar generasi muda mampu melihat peluang masa depan bangsa dan menjadi pemenang.

“Ospek hanya memunculkan dendam lama. Tahun ini saya disuruh push up atau apa, tahun depan saya mau balas dendam. Ini sudah tidak bagus, bahkan wajib ditinggalkan,” tegas Agus Haris.

Ia juga berpesan agar pihak kampus ikut berperan dalam orientasi mahasiswa baru, sebagai fasilitator dan regulator.

“Peran kampus ini jangan betul-betul dilepas kepada mahasiswa. Harus memantau betul apa yang dilakukan di masa orientasi itu. Harus dikawal betul. Jangan dilepaskan kepada mahasiswa karena itu tadi, masih ada butir-butir dendam lama yang mereka rasakan, lalu diaplikasikan ke mahasiswa baru. Ini tidak bagus,”tandasnya.

“Jadi saya minta seluruh universitas di Kaltim khususnya di Bontang agar pihak kampus harus menghentikan praktik seperti itu,” pungkasnya.

Related posts

Maming Minta Orang Tua Dampingi Anak Gunakan Ponsel

natmed

Jahidin: Pemilihan Kepala Daerah di Kaltim, Tidak Bisa Sama Dengan DKI Jakarta

natmed

Gerindra dan Annur Tolak UU Cipta Kerja

natmed