National Media Nusantara
DPRD Kaltim

DPRD Kaltim Soroti Kesenjangan Akses Pendidikan antara Kota dan Desa

Teks: Anggota DPRD Kalimantan Timur, Agusriansyah Ridwan

Samarinda, natmed.id – Anggota DPRD Kalimantan Timur Agusriansyah Ridwan menegaskan bahwa pembangunan pendidikan di wilayah tersebut masih diwarnai ketimpangan yang nyata, terutama antara kota dan daerah terpencil.

Ia mengkritik keras pembangunan gedung sekolah yang tidak diiringi dengan penyediaan infrastruktur pendukung, khususnya jalan yang memadai. Kondisi ini menjadi hambatan utama bagi anak-anak di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak.

Agusriansyah menyatakan bahwa keberadaan gedung sekolah saja tidak cukup tanpa didukung sarana transportasi yang memadai.

“Kita bangun sekolah, tapi jalannya belum dibangun. Ini jadi alasan klasik dalam penerimaan siswa baru, karena jauh dan sulit diakses. Padahal itu bisa diatasi dengan perencanaan yang terpadu,” ujarnya kepada wartawan di Samarinda, Rabu, 9 Juli 2025.

Menurutnya, fenomena ini mencerminkan ketidakadilan dalam layanan pendidikan yang menyebabkan anak-anak di pedesaan terpinggirkan.

“Kalau di kota bisa dapat layanan bagus, kenapa di desa tidak? Jangan sampai anak-anak di kampung hanya dijadikan statistik semata, tapi tidak benar-benar dijangkau oleh layanan pendidikan,” tambah Agusriansyah.

Ia menekankan perlunya pendekatan pembangunan pendidikan berbasis kawasan yang lebih menyeluruh. Tidak hanya membangun sekolah, tetapi juga melengkapi dengan fasilitas pendukung seperti asrama dan penyediaan makanan bergizi, terutama bagi pelajar di daerah terpencil yang sulit dijangkau.

DPRD Kaltim, melalui pandangan Agusriansyah, berharap pemerintah provinsi dan kabupaten dapat merevisi pola pembangunan yang selama ini terkesan parsial dan kurang terintegrasi.

Rencana pembangunan harus mempertimbangkan aspek geografis dan kondisi sosial masyarakat secara menyeluruh agar tidak ada lagi wilayah yang terisolasi dari layanan pendidikan.

“Kalau di kota bisa dapat layanan bagus, kenapa di desa tidak? Jangan sampai anak-anak di kampung hanya dijadikan statistik semata, tapi tidak benar-benar dijangkau oleh layanan pendidikan,” tegasnya kembali sebagai penegasan akan pentingnya pemerataan pelayanan pendidikan.

Kritik yang disampaikan Agusriansyah menjadi panggilan bagi para pemangku kebijakan agar menyusun rencana pembangunan sekolah yang benar-benar menyentuh kebutuhan lapangan.

“Kita ingin anak-anak desa tidak kalah dengan anak kota. Maka, ke depan, pembangunan sekolah harus satu paket, ada gedungnya, ada jalannya, bahkan kalau perlu, ada asramanya,” ucapnya.

Dengan perencanaan yang matang dan terintegrasi, Agusriansyah berharap kesenjangan layanan pendidikan di Kalimantan Timur dapat diminimalkan sehingga anak-anak di daerah terpencil memperoleh kesempatan yang setara untuk menuntut ilmu dan meraih masa depan lebih baik.

 

Related posts

Udin Dorong Tenaga Kerja Lokal Semakin Kompetitif

Laras

Damayanti Desak Kuota Pertukaran Pelajar Ditambah, Pemuda Perlu Akses Global

Nanda

Dinas Perpustakaan Kaltim Diminta Bangun Gedung Baru

Nediawati

You cannot copy content of this page