Kukar, Natmed.id – PT Pertamina Hulu Sangasanga (PHSS), anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) berhasil meningkatkan produksi minyak dan gas di Lapangan Sangasanga, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur.
Keberhasilan ini tercatat setelah pengeboran Sumur Mutiara-351 dan Mutiara-352 yang secara signifikan meningkatkan produksi lapangan tersebut. Dari 6.800 barel minyak per hari (bopd) pada awal November 2024 menjadi 8.600 bopd pada akhir bulan yang sama.
“Keberhasilan pengeboran kedua sumur ini membawa kontribusi nyata terhadap pencapaian target produksi migas nasional serta ketahanan energi Indonesia,” ungkap Magfirah Rajab, Manager Subsurface Development Area 1 Zona 9 Subholding Upstream Pertamina.
Sumur Mutiara-351 berhasil mencatatkan produksi minyak sebesar 1.184 bopd dan gas sebesar 0,221 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).
Sementara, Sumur Mutiara-352 menunjukkan hasil yang serupa dengan potensi produksi 1.100 bopd dan gas sebesar 0,229 mmscfd pada perforasi pertama yang dilakukan pada awal November 2024.
Pencapaian ini menjadi bukti kualitas reservoir yang sangat baik di Lapangan Sangasanga. Dalam hal ini, seluruh fluida yang dihasilkan tidak mengandung air. Hal ini menunjukkan potensi besar untuk produksi minyak dan gas kering yang optimal.
Tekanan FTHP yang tinggi pada sumur ini menggambarkan energi reservoir yang cukup untuk mendorong fluida ke permukaan tanpa membutuhkan bantuan mekanis lainnya.
Keberhasilan ini mencerminkan penerapan praktik terbaik dalam pengelolaan proyek hulu migas. Kemudian, menjadi bagian integral dari strategi PHSS dalam mencapai hasil maksimal di tengah tantangan bisnis dan operasional.
Sementara itu, Supriady, Senior Manager Subsurface Development & Planning Zona 9 menekankan bahwa keberhasilan ini merupakan bagian dari komitmen PHSS untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi di lapangan-lapangan tua (mature fields).
“Kami berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam pengembangan sumur-sumur eksplorasi dan eksploitasi untuk memastikan pencapaian target produksi migas Indonesia pada 2030, sekaligus memastikan keberlanjutan produksi di lapangan-lapangan yang sudah mature,” jelasnya.
Selain keberhasilan pengeboran, PHSS juga mengungkapkan rencana untuk mengembangkan potensi reservoir minyak di area Sungai Dondang yang sebelumnya belum dieksplorasi.
Hasil studi geologi yang dilakukan di wilayah tersebut membuka peluang besar untuk pengembangan lebih lanjut, menambah cadangan dan produksi migas perusahaan di masa mendatang.
Namun, keberhasilan operasional ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis dan produksi. Elis Fauziyah, Head of Communication Relations & CID Zona 9, menyatakan bahwa PHSS juga berkomitmen untuk menjalankan program-program pengembangan masyarakat yang inovatif dan berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar wilayah operasi sangat penting untuk mendukung keberhasilan serta keberlanjutan operasional dan bisnis perusahaan,” tambahnya.
Keberhasilan PHSS dalam meningkatkan produksi migas melalui pengeboran Sumur Mutiara-351 dan Mutiara-352 tidak hanya berkontribusi pada kinerja perusahaan. Tetapi, juga pada pencapaian target energi nasional yang semakin mendesak.